Perang Dunia I

Perang Dunia I (juga dinamakan Perang Dunia Pertama, dan nama dalam bahasa Inggris lainnya: Great War, War of the Nations, dan "War to End All Wars" (Perang untuk Mengakhiri Semua Perang) adalah sebuah konflik dunia yang berlangsung dari 1914 hingga 1918.Perang ini dimulai setelah Pangeran Ferdinand dari Austria dibunuh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di Sarajevo.
Tidak pernah terjadi sebelumnya konflik sebesar ini, baik dari jumlah tentara yang dikerahkan dan dilibatkan, maupun jumlah korbannya. Senjata kimia digunakan untuk pertama kalinya, pemboman massal warga sipil dari udara dilakukan, dan banyak dari pembunuhan massal berskala besar pertama abad ini berlangsung saat perang ini. Empat dinasti, Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang.
Perang Dunia I menjadi saat pecahnya orde dunia lama, menandai berakhirnya monarki absolutisme di Eropa. Ia juga menjadi pemicu Revolusi Rusia, yang akan menginspirasi revolusi lainnya di negara lainnya seperti Tiongkok dan Kuba, dan akan menjadi basis bagi Perang Dingin antara Uni Soviet dan AS. Kekalahan Jerman dalam perang ini dan kegagalan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih menggantung yang telah menjadi sebab terjadinya Perang Dunia I akan menjadi dasar kebangkitan Nazi, dan dengan itu pecahnya Perang Dunia II pada 1939. Ia juga menjadi dasar bagi peperangan bentuk baru yang sangat bergantung kepada teknologi, dan akan melibatkan non-militer dalam perang seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Latar belakang
1. Pembunuhan Pangeran Austria Franz Ferdinand oleh kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di Sarajevo.
2. Persaingan merebut daerah sumber bahan baku, penanaman modal, dan daerah pemasaran.
3. Munculnya persekutuan / Blok persaingan politik antar negara-negara Eropa : Triple Alliance : Jerman, Austria, Italia, Triple Entente : Inggris, Perancis, Uni Soviet
Di Eropa abad ke-19, penjajahan tersebar luas. Kekuatan bangsa Eropa seperti Inggris dan Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat penjuru dunia. Jerman, yang telah membangun kesatuan politiknya lebih lama daripada negara-negara lain, bekerja keras untuk menjadi pelopor dalam perlombaan ini.
Pada awal abad ke-20, hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua kutub yang berlawanan. Inggris, Prancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman beserta Kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal Jerman berada di pihak lainnya.
Ketegangan antara kedua kelompok ini semakin hari semakin meningkat, hingga akhirnya suatu pembunuhan pada tahun 1914 menjadi pemicu perang. Pangeran Franz Ferdinand, pewaris tahta Kekaisaran Austria-Hungaria, dibunuh oleh kaum nasionalis Serbia yang berusaha menekan pengaruh kekaisaran tersebut di daerah Balkan.
Dalam kurun waktu yang amat singkat, hasutan setelah peristiwa ini menyeret seluruh benua Eropa ke dalam kancah peperangan. Pertama, Austria-Hungaria menyatakan perang kepada Serbia. Rusia, sekutu abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang terhadap Austria-Hungaria.
Lalu satu demi satu, Jerman, Inggris, dan Prancis, memasuki peperangan. Sumbu sudah dinyalakan.
Bahkan sebelum perang dimulai, Dewan Jenderal Jerman telah membuat rencana dan memutuskan untuk menguasai Prancis melalui serangan mendadak. Untuk mencapai tujuan ini, orang-orang Jerman memasuki Belgia dan kemudian melintasi perbatasan memasuki Prancis. Menanggapi dengan cepat, pasukan Prancis menghentikan pasukan Jerman di tepi Sungai Marne dan memulai suatu serangan balik.
Situasi sebuah parit perlindungan.
Parit PD 1
Perang Dunia menjadi terkenal dengan peperangan parit perindungannya, di mana sejumlah besar tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak sedikit karena pertahana yang ketat. Ini terjadi khususnya terhadap Front Barat. Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu pertempuran.
Perang parit menjadi strategi utama Perang Dunia Pertama. Selama beberapa tahun berikutnya, bisa dikatakan para serdadu hidup dalam parit-parit ini. Kehidupan di sana benar-benar sulit. Para prajurit hidup dalam ancaman terus-menerus dibom, dan mereka tak henti-hentinya menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat mereka yang telah tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para serdadu harus tidur di samping mayat-mayat tersebut. Bila turun hujan, parit-parit itu dibanjiri lumpur.
Parit PD 2
Lebih dari 20 juta serdadu yang bertempur di Perang Dunia I mengalami keadaan yang mengerikan di dalam parit-parit ini, dan sebagian besar meninggal di sana. Dalam beberapa minggu setelah dimulai oleh serangan Jerman pada tahun 1914, garis barat perang ini sebenarnya terpaku di jalan buntu. Para serdadu yang bersembunyi di parit-parit ini terjebak dalam jarak yang hanya beberapa ratus meter jauhnya satu sama lain. Setiap serangan yang dilancarkan sebagai upaya mengakhiri kebuntuan ini malah menelan korban jiwa yang lebih banyak.

Strategi Jerman
Pasukan Jerman
Di awal tahun 1916, Jerman mengembangkan rencana baru untuk mendobrak garis barat. Rencana mereka adalah secara mendadak menyerang kota Verdun, yang dianggap sebagai kebanggaan orang Prancis. Tujuan penyerangan ini bukanlah memenangkan perang, melainkan menimbulkan kerugian yang besar di pihak Tentara Prancis sehingga melemahkan perlawanan mereka. Kepala staf Jerman Falkenhayn memperkirakan bahwa setiap satu serdadu Jerman saja dapat membunuh tiga orang serdadu Prancis.
Serangan dimulai pada tanggal 21 Febuari. Para pemimpin Jerman memerintahkan serdadunya untuk "keluar dari parit mereka," namun tiap serdadu yang melakukannya justru telah tewas atau sekarat dalam sekitar tiga menit. Meskipun penyerangan berlangsung tanpa henti selama berbulan-bulan, Jerman gagal menduduki Verdun.
Secara keseluruhan, kedua pihak kehilangan sekitar satu juta serdadu. Dan dengan pengorbanan itu, garis depan hanya berhasil maju sekitar 12 kilometer. Satu juta orang mati demi selusin kilometer.
Balasan Inggris
Perang Dunia 1
Inggris membalas serangan Jerman di Verdun dengan Pertempuran Somme. Pabrik-pabrik di Inggris membuat ratusan ribu selongsong meriam.
Rencana Jendral Douglas Haig mendorong Pasukan Inggris untuk menghujani dengan pengeboman terus-menerus selama seminggu penuh, yang diikuti dengan serangan infanteri. Dia yakin mereka akan maju sejauh 14 kilometer di hari pertama saja dan kemudian menghancurkan semua garis pertahanan Jerman dalam satu minggu.
Serangan dimulai pada tanggal 1 Juni. Pasukan meriam Inggris menggempur pertahanan Jerman selama seminggu tanpa henti. Di akhir minggu tersebut, para perwira Inggris memerintahkan serdadunya memanjat keluar dari parit. Namun, selama pengeboman tersebut para serdadu Jerman berlindung dengan rapat di kedalaman parit persembunyian mereka sehingga tidak terlumpuhkan dan menggagalkan rencana Inggris. Begitu serdadu Inggris bergerak melintasi garis depan, serdadu Jerman muncul menyerang mereka dengan senapan mesinnya. Sejumlah total 20.000 serdadu Inggris tewas dalam beberapa jam pertama perang tersebut. Di dalam kegelapan malam itu, daerah di antara dua garis pertempuran penuh dengan puluhan ribu mayat dan juga serdadu yang terluka, yang mencoba merangkak mundur.
Pertempuran Somme tidak berlangsung dua minggu seperti yang direncanakan Jendral Haig, melainkan lima bulan. Bulan-bulan ini tidak lebih daripada pembantaian. Para jendral bertubi-tubi mengirimkan gelombang demi gelombang serdadu mereka menuju kematian yang telah pasti. Di akhir pertempuran, kedua belah pihak secara keseluruhan telah kehilangan 900.000 prajuritnya. Dan untuk ini, garis depan bergeser hanya 11 kilometer. Para serdadu ini dikorbankan demi 11 kilometer saja.

Jumlah Korban

pasukan PD1
* Belgia: 13.700
* Kekaisaran Britania: 908.000
o Australia: 60.000
o Kanada: 55.000
o India: 25.000
o Selandia Baru: 16.000
o Afrika Selatan: 7.000
o Inggris: 715.000
* Perancis: 1.354.000
* Yunani: 5.000
* Italia: 650.000
* Jepang: 300
* Rumania: 336.000
* Rusia: 1.700.000
* Serbia: 450.000
* AS: 50.600
Kekuatan As ( Axis Powers ): 3.382.500
* Austria-Hungaria: 1.200.000
* Bulgaria: 87.500
* Jerman: 1.770.000
* Kerajaan Ottoman: 325.000
Warga sipil: 6.493.000
* Austria: 300.000
* Belgia: 30.000
* Inggris: 31.000
* Bulgaria: 275.000
* Perancis: 40.000
* Jerman: 760.000
* Yunani: 132.000
* Rumania: 275.000
* Rusia: 3.000.000
* Serbia: 650.000
* Kerajaan Ottoman: 1.000.000
Kedua belah pihak melakukan lebih banyak serangan lagi selama Perang Dunia I, dan setiap serangan ini menjadi pembantaian diri sendiri. Di kota Ipres di Belgia saja, berlangsung tiga pertempuran. Setengah juta serdadu tewas di pertempuran ketiga saja. Setiap serangan berakibat sama: Ribuan nyawa melayang hanya untuk maju beberapa kilometer.
Peperangan yang mengerikan ini, yang tidak punya alasan kuat, menelan nyawa orang tak bersalah yang tak terhitung banyaknya. Banyak orang kehilangan saudaranya atau harus meninggalkan rumahnya.
Korban PD 2
Korban PD 3
Akhir perang
Kekalahan Jerman di Front Barat mengakibatkan kehidupan rakyat semakin bertambah susah. Keadaan Jerman seperti ini menimbulkan gerakan dari kaum komunis (spartacis) yang hendak menggulingkan pemerintahan. Jerman menghadapi serangan dua kali yaitu dari pihak sekutu dan pemberontakan dari kaum komunis. Karena serangan itu Jerman terpaksa menyerah pada tahun 1918. Hitler menamakan gerakan spartacis itu sebagai tusukan pisau dari belakang punggung Jerman, yang menyebabkan Kaisar Wilhelm II turun takhta dan pemerintahan dipegang oleh Elbert (beraliran sosialis). Akhirnya, Jerman dijadikan republik dan selanjutnya menyerah kepada pihak sekutu.
Sementara itu di Austria timbul pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh kaum komunis dan kaum Slavia, yang mengakibatkan Kaisar Karl (pengganti Kaisar Frans Joseph II) terpaksa turun takhta tahun 1918 sehingga Austria-Hongaria menjadi republik.
Setelah Perang Dunia I berakhir, baik negara-negara yang menang perang maupun yang kalah perang sibuk mengadakan perjanjian-perjanjian damai seperti : Perjanjian Versailles, Perjanjian St.Germain, Perjanjian Neuilly, Perjanjian Trianon, dan Perjanjian Sevres.
Korban PD1
Pada tahun 1918, Perang Dunia I akhirnya berakhir, setelah empat tahun serangan tanpa guna di tangan tentara Jerman, Prancis, dan Inggris. Namun perdamaian ini, yang dinyatakan pada jam 11 pagi, hari kesebelas dari bulan kesebelas, tidak membawa kebahagiaan untuk siapa pun. Ratusan ribu serdadu menjadi cacat. Sebagian lainnya terbukti tidak mampu mengatasi dampak kejiwaan karena perang setelah tinggal di dalam parit yang penuh dengan lumpur, kotoran, dan mayat. Bentuk trauma yang dikenal sebagai “shell shock” atau “kejutan bom” sangat umum di antara para veteran perang, dan hal ini menyebabkan penderitanya mengalami serangan ketakutan dan goncangan yang berat. Rasa takut akan dibom, yang mereka alami setiap hari selama empat tahun berturut-turut, telah terukir di benak mereka. Ada beberapa penderita yang merasa harus segera bersembunyi hanya karena kata ‘bom’ disebutkan. Beberapa veteran bahkan merasa ngeri setiap kali mereka melihat seragam. Puluhan ribu serdadu juga kehilangan satu atau lebih anggota badannya dalam perang ini. Serdadu ini adalah tentara yang mata, dagu, atau hidungnya menjadi cacat selama pengeboman, sehingga topeng khusus diciptakan di Eropa untuk menyembunyikan wajah mereka yang cacat.
Hanya berlaku disatu tempat.
Korban PD 4
Derita yang parah akibat Perang Dunia I juga tercermin di dalam karya seni. Hasil karya sesudah perang menggambarkan kesakitan dan penyakit jiwa. Karya-karya ini tidak hanya mencerminkan keadaan jiwa sang seniman, namun juga keadaan jiwa seluruh generasi tersebut. Generasi yang merasakan akibat kesengsaraan perang yang sangat mendalam ini kemudian dijuluki "Generasi yang Hilang."
Sumber: website dibalik perang dunia, wikipedia

Runtuhnya Uni Soviet

22.29 by Gilang Bayou 0 komentar


Uni Soviet mulai dibentuk sejak meletusnya Revolusi Rusia pada 25 Oktober 1917. Revolusi Rusia lahir sebagai reaksi kekecewaan rakyat terhadap Tsar Nicholas II yang despotis dan korup. Revolusi digerakkan kaum Bolsyewik yang berhaluan marxisme di bawah pimpinan Vladimir Ilyich Lenin.
Setelah berhasil merebut tampuk kekuasaan, sejak tahun 1922 Lenin mulai mengembangkan teritorial negara ke wilayah sekitarnya. la kemudian membentuk federasi dengan nama Uni Soviet. Mulai 30 Desember 1922, federasi ini terdiri dari 15 negara bagian, yaitu Rusia, Armenia, Azerbaijan, Belorusia, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirgisia, Latvia Lithuania, Moldovia, Tadjikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan.
Pada tahun 1924 Lenin meninggal dan digantikan Joseph Stalin. Semasa tampil di panggung kekuasaan, Stalin sering menindas dan melenyapkan semua saingan politiknya. Tidak tanggung-tanggung, tokoh sekaliber Leon Trotsky yang berjasa dalam Revolusi Rusia dipecat dan dibunuhnya. Tatkala Stalin mampu mengukuhkan kekuasaannya, pada tahun 1952 Partai Uni Serikat Komunis (PUSK) diubahnya dengan nama baru Partai Komunis Uni Soviet (PKUS). la menjabat Sekretaris Jenderal PKUS sampai tahun 1953. Berkat kepiawaian politik, ia menjadi diktator yang mampu mengantarkan Uni Soviet menjadi negara komunis terkuat di dunia.
Sepeninggal Stalin, jabatan sekjen partai dipegang oleh NikitaJ Khuschev sampai tahun 1964. Kemudian beralih kepada Leonid Brezhnev yang berkuasa cukup lama, yaitu dari tahun 1964 sampai 1982. Pada saat Uni Soviet di bawah kendalinya, negara mengalami kemerosotan di segala bidaiig. Tingkat pertumbuhan ekonomi menurun drastis, korupsi merajalela, produk pertanian kurang variatif, sektor jasa berjalan payah, dan berbagai kemunduran lainnya.
Penerus pemerintahan Uni Soviet harus mewarisi kerusakan dan kemacetan ekonomi dari Brezhnev. Jabatan Sekjen PKUS berturut-turut beralih dari Yuri Andropov (1982-1984), ke Konstantin Chernenko (1984-1985), sampai akhirnya dijabat oleh Mikhail Gorbachev sejak 11 Maret 1985. Mikhail Gorbachev menyadari bahwa penerapan marxisme telah menyeret negara ke ambang kemunduran. Sistem politik yang dijalankan itu ternyata gagal membawa Uni Soviet ke dalam kehidupan yang makmur seperti di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, sejak berkuasa, Gorbachev menghadapi tantangan kemacetan ekonomi yang tidakboleh dibiarkan berlarut-larut. la ingin memulihkan kondisi politik dan ekonomi Uni Soviet melalui suatu reformasi.
Untuk merealisasikan ambisinya, Gorbachev melontarkan ide reformasi berupa perestroika, glasnot, dan demokratisasi.
1. Perestroika, yaitu menata kembali berbagai kebijakan di semua bidang kehidupan.
2. Glasnot bermakna membuka diri dari pergaulan internasional dan memperluas partisipasi masyarakat dalam negara.
3. Demokratisasi, yakni memperlakukan sama terhadap semua warga negara untuk menyampaikan gagasan atau pandangan terhadap semua kebijakan pemerintahan.
Melalui reformasi politik dan ekonomi, Gorbachev berusaha membawa Uni Soviet kepada kehidupan yang lebih baik. Sejak diterapkan ide pembaharuan, tumbuh suatu suasana yang makin hidup di Uni Soviet. Akan tetapi di lain pihak, kebijakan Gorbachev menimbulkan dampak yang tidak diduga sebelumnya. Pertentangan sosial dalam masyarakat muncul. Bahkan di era reformasi itu lahir kelompok-kelompok masyarakat yang satu sama lainnya bersaing memperebutkan pengaruh dan kekuasaan, yaitu kelompok moderat, konservatif, dan radikal.
1. Kelompok moderat, yakni kelompok yang menyetujui reformasi tetapi tetap menjalankan komunisme yang disempurnakan.
2. Kelompok konservatif, yakni kelompok yang menentang reformasi dan ingin mempertahankan komunisme.
3. Kelompok radikal, yakni kelompok yang mendukung reformasi, tetapi ingin meninggalkan komunisme.
Pada tanggal 19 Agustus 1991 kelompok konservatif di bawah pimpinan Wakil Presiden Gennadi Yanayev melancarkan kudeta terhadap Gorbachev. Akan tetapi usaha perebutan kekuasaan ini dapat digagalkan Boris Yeltsin, pemimpin kelompok radikal. Gorbachev dapat diselamatkan dan nama Yeltsin mulai melambung di pentas politik Uni Soviet.
Gorbachev memang selamat dari kudeta, tetapi ia menghadapi kesulitan ekonomi dalam negeri yang makin parah. Selain itu, kelompok militer mulai terpecah-pecah dan negara-negara bagian semakin banyak yang menuntut kemerdekaan. Pada saat itulah seakan-akan timbul kekosongan pimpinan pusat dan negara berada dalam vacuum of power. Apalagi hal ini kemudian disusul dengan pernyataan pengunduran diri Gorbachev sebagai Sekjen PKUS dan sekaligus mengeluarkan dekrit pembubaran PKUS pada 24 Agustus 1991.
Sehari sesudah peristiwa itu, Boris Yeltsin mengambil alih kekuasaan. Sayang sekali tindakan Boris Yeltsin tidak didukung semua negara bagian di Uni Soviet. Mereka malahan dengan leluasa dapat melepaskan diri dari Uni Soviet. Akibatnya, runtuhlah negara adidaya yang telah dibangun dengan susah payah itu. Secara resmi, pembubaran Uni Soviet berlangsung pada 8 Desember 1991. Bendera Uni Soviet diturunkan dan dikibarkanlah bendera Rusia. Selanjutnya, negara-negara bekas Uni Soviet mengikat diri dalam organisasi Commonwealth of Independent States (CIS) di bawah pimpinan Rusia.
Apakah yang menyebabkan runtuhnya Uni Soviet?Ada beberapa hal yang dianggap menjadi faktor penyebab keruntuhan Uni Soviet.
1. Sistem marxisme-komunisme ternyata tidak memiliki kontrol efektif terhadap bidang politik dan ekonomi.
2. Marxisme-komunisme tidak memiliki kelenturan dalam menghadapi perubahan.
3. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi telah memberi peluang kepada negara-negara bagian untuk melepaskan diri dari Uni Soviet.
4. Sistem ekonomi pasar telah mengundang masuknya liberalisme dan kapitalisme yang bertentangan dengan komunisme.
5. Kaum buruh yang merupakan andalan marxisme-komunisme ternyata lebih memihak kapitalisme yang memberikan kebebasan untuk memiliki sesuatu daripada komunis yang tidak mengakui hak individu.

Asal Mula Maulid Nabi Muhammad SAW

22.15 by Gilang Bayou 0 komentar

Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW bermula pada masa pemerintahan Bani Taimiyah, kemudian dilanjuti pada masa pemerintahan Khalifah Bani Abbas oleh penguasa AlHaramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah) Sultan Salahuddin Al Ayyubi (SoultanSaladin).Salahuddin memerintah para tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub, setingkat Gubernur dengan pusat kesultanannya berada di kota Qahirah (Kairo),Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia. Perintah merayakan Maulid ini disampaikan pertama kali pada musim Haji 579 H (1183Masehi). Sebagai penguasa dua tanah suci kala itu, atas persetujuan Khalifah Bani Abbas di Baghdad, Sultan mengimbau agar seluruh jamaah haji seluruh dunia jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera mensosialisasikan kepada masyarakat Islam dimana saja berada. Maksud Sultan Salahuddin merayakan tradisi ini selain bentuk cintanya pada Rasul juga sebagai cara membangkitkan semangat juang umat Islam yang kala itu kehilangan semangat juang dan persaudaraan ukhuwah ketika terjadi perang salib. Salahuddin ditentang oleh para ulama. Sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi Salahuddin kemudian menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang. Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Sultan Salahuddin pada peringatan Maulid Nabiyang pertama kali tahun 1184 (580 H) adalah menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far Al-Barzanji. Karyanya yang dikenal sebagai Kitab Barzanji sampai sekarang sering dibaca masyarakat di kampung-kampung pada peringatan Maulid Nabi. Penyair Ahmad Syauqi menggambarkan kelahiran Nabi Mulia itu dalam syairnya yang indah: “Telah dilahirkan seorang Nabi, alam pun bercahaya, sang waktu pun tersenyum dan memuji”. Tradisi Maulid Nabi di Tanah Jawa Bagi sebagian orang Islam tradisi merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan sebagai salah satu bentuk pengejewantahan rasa cinta umat kepada Rasul Nya. Di tanah Jawa sendiri tradisi ini telah ada sejak zaman walisongo, pada masa itu tradisi Maulid Nabi dijadikan sebagai sarana dakwah penyebaran agama Islam dengan menghadirkan berbagai macam kegiatan yang menarik masyarakat. Pada saat ini tradisi Maulid/Mauludan di Jawa disamping sebagai bentuk perwujudan cinta umat kepada Rasul juga sebagai penghormatan terhadap jasa-jasa Walisongo.

Sebagian masyarakat Jawa merayakan maulid dengan membaca Barzanji, Diba’i ataual-Burdah atau dalam istilah orang Jakarta dikenal dengan rawi. Barzanji dan Diba’i adalah karya tulis seni sastra yang isinya bertutur tentang kehidupan Muhammad, mencakup silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. Sedangkan Al-Burdah adalah kumpulan syair-syair pujian kepada Rasulullah SAW yang dikarang oleh Al-Bushiri. Berbagai macam acara dibuat untuk meramaikan acara ini, lambat laun menjadi bagiandari adat dan tradisi turun temurun kebudayaan setempat. Di Cirebon, Yogyakarta, dan Surakarta, perayaan maulid dikenal dengan istilah sekaten. Istilah ini berasal dari stilasi lidah orang Jawa atas kata syahadatain, yaitu dua kalimatsyahadat. Perayaan umumnya bersifat ritual penghormatan (bukan penyembahan)terhadap jasa para wali penyebar Islam, misalnya upacara Panjang Jimat yaitu upacara pencucian senjata pusaka peninggalan para wali. Di Cirebon upacara Panjang Jimat di fokuskan di dua tempat yaitu Keraton Kasepuhandan Astana Gunung Jati. Di Jogjakarta dan Surakarta di masing-masing keraton denganacaranya Grebeg Mulud. Pada zaman kesultanan Mataram perayaan Maulid Nabidisebut Gerebeg Mulud. Kata “Gerebeg” artinya mengikuti, yaitu mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi, lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan sebagainya. Di Garut, terdapat upacara Ngalungsur yaitu proses upacara ritual dimana barang-barang pusaka peninggalan Sunan Rohmat (Sunan Godog/Kian Santang) setiap setahun sekali dibersihkan atau dicuci dengan air bunga-bunga dan digosok dengan minyak wangi supaya tidak berkarat, di fokuskan di desa Lebak Agung, Karangpawitan. Di Banten kegiatan di fokuskan di Masjid Agung Banten. ditempat lain diantaranya tempat-tempat ziarah makam para wali. Di beberapa tempat kadang-kadang perayaan ini dijadikan ajang berkumpulnya paratokoh masyarakat dan sesepuh setempat, seperti kyai, bangsawan/elang, dan tidakketinggalan para jawara dari berbagai paguron untuk saling bersilaturahim, untuk membicarakan berbagai macam hal yang menyangkut daerah setempat. Tapi hal ini jarang diekspos karena sifatnya yang non formal, sehingga tidak banyak masyarakat yang mengikuti.
Pandangan Ulama NU Para ulama NU memandang peringatan Maulid Nabi ini sebagai bid’ah atau perbuatan yang di zaman Nabi tidak ada, namun termasuk bid’ah hasanah (bid’ah yang baik) yang diperbolehkan dalam Islam. Banyak memang amalan seorang muslim yang pada zamanNabi tidak ada namun sekarang dilakukan umat Islam, antara lain: berzanjen, diba’an, yasinan, tahlilan (bacaan Tahlilnya, misalnya, tidak bid’ah sebab Rasulullah sendiri sering membacanya), mau’izhah hasanah pada acara temanten dan Muludan. Dalam Madarirushu’ud Syarhul Barzanji dikisahkan, Rasulullah SAW bersabda: “Siapamenghormati hari lahirku, tentu aku berikan syafa’at kepadanya di Hari Kiamat.”Sahabat Umar bin Khattab secara bersemangat mengatakan: “Siapa yang menghormati hari lahir Rasulullah sama artinya dengan menghidupkan Islam!

Peradaban Bngsa Lemuria

22.11 by Gilang Bayou 0 komentar
Tulisan kali ini masih seputar sejarah, sosiologi, antropologi dan arkeologi. Dan yang akan kita telusuri adalah tentang peradaban bangsa Lemuria. Sebuah bangsa yang besar dan diyakini pernah mendiami wilayah (benua) di sekitar samudera Pasifik. Peradaban mereka sangat tinggi, namun karena satu dan lain hal, seperti peperangan dan bencana alam, maka peradaban ini pun hancur dan hilang di telan waktu. Hingga yang tersisa kini adalah tanda tanya besar dan masih tersaput kabut misteri.

Untuk mempersingkat waktu, mari ikuti penelurusan berikut ini:
1. Latar belakang
Lemuria merupakan peradaban kuno yang muncul terlebih dahulu sebelum Atlantis. Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria di sekitar 75.000 SM – 11.000 SM. Jika kita lihat dari periode itu, bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya.
Gagasan tentang benua Lemuria seharusnya terlebih dahulu eksis dibanding peradaban Atlantis dan Mesir Kuno. Ini dapat kita peroleh penjelasannya dari sebuah karya Augustus Le Plongeon (1826-1908), seorang peneliti dan penulis pada abad ke-19 yang mengadakan penelitian terhadap situs-situs purbakala peninggalan bangsa Maya di Yucatan. Informasi tersebut diperoleh setelah keberhasilannya menerjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan bangsa Maya.
Dari hasil terjemahannya, diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis). Namun dikatakan juga, bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dahsyat meluluh lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.
Hingga saat ini, letak dari benua Lemuria pda masa silam masih menjadi sebuah kontroversi. Namun berdasarkan bukti arkeologi dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti, kemungkinan besar peradaban tersebut berlokasi di Samudera Pasifik (sekitar Indonesia sekarang). Banyak arkeolog mempercayai bahwa Easter Island yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria. Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.
Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap di pulau-pulau di sekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahulu kala pernah ada sebuah daratan besar di Pasifik yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut dahsyat (tsunami), namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu akibat peperangan.
Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis, memiliki tanah yang subur, masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam. Faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli/ilmuwan yang dapat menciptakan suatu terobosan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi mereka. Seperti banyak diketemukan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi, bahwa bangsa lemuria dan Atlantean menggunakan crystal secara intensif dalam kehidupan mereka. Edgar Cayce, seorang spiritual Amerika melalui channeling-nya berkali-kali mengungkapkan hal yang sama.
Kuil-kuil Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah crystal generator raksasa yang dikelilingi crystal-crystal lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna berbagai penyembuhan. Banyak info mengenai Atlantis dan Lemuria diperoleh dengan meng-channel crystal-crystal ‘old soul’ yang pernah dipergunakan pada kedua zaman ini. Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih mengandalkan fisik, teknologi dan gemar berperang, Bangsa Lemuria justru dipercaya sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang tinggi, sangat damai dan bermoral. Menurut Edgar Cayce, munculnya Atlantis sebagai suatu peradaban super power pada saat itu (kalau sekarang mirip Amerika Serikat) membuat mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa di dunia, di antaranya Yunani dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang kuat.
Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang baik, invansi Atlantis ke Lemuria berjalan seperti yang diharapkan. Karena sifat dari Lemuria yang menjunjungi tinggi konsep perdamaian, mereka tidak dibekali dengan teknologi perang secanggih Atlantis, sehingga dalam sekejap, Lemuria pun jatuh ke tangan Atlantis. Para Lemuria yang berada dalam kondisi terdesak, akhirnya banyak meninggalkan bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki karakteristik mirip bumi, mungkin keberadaan mereka saat ini belum kita ketahui (ada yang mengatakan saat ini mereka tinggal di Planet Erra/Terra digugusan bintang Pleiades).
Mungkin kisah para Lemuria yang meninggalkan bumi untuk menetap di planet lain sedikit tidak masuk akal, tapi perlu kita ketahui bahwa teknologi mereka pada saat itu sudah sangat maju, penguasaan teknologi penjelajahan luar angkasa mungkin telah dapat mereka realisasikan di jauh-jauh hari. Tentunya penguasaan teknologi yang sama pada era peradaban kita ini, belum bisa disandingkan dengan kemajuan teknologi yang mereka ciptakan.
Dari sekelumit kisah yang terurai di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa para Lemurian tidak musnah oleh bencana gempa bumi dan air bah seperti yang dialami oleh para Atlantean, namun karena peranglah yang membuat sebagian dari mereka berguguran. Sementara semenjak kekalahannya oleh bangsa Atlantis, otomatis wilayah Lemuria dikuasai oleh para Atlantean, sampai saat akhirnya daratan itu diterpa oleh bencana yang sangat dahsyat yang kemudian menenggelamkan bersama beberapa daratan lainnya, termasuk di antaranya Atlantis itu sendiri.
Bangsa Lemuria sebenarnya bisa dikatakan bangsa yang juga mengagungkan keberadaan Matahari sebagai dewa atau penolong mereka. Menurut Churchward, hampir seluruh peradaban Lemuria tinggal di rumah dengan atap yang tembus pandang. Mereka selalu bebas dari stress dan penyakit, serta mampu berusia hingga ratusan tahun. Mengembangkan kemampuan E.S.P-nya (Extrasensory Perception—indra ke-6) selama hampir 40.000 tahun dan digunakan dalam pergaulan sehari-hari serta dalam penelitian-penelitian. Dengan evolusi kemampuan selama berabad-abad, bangsa Mu (Lemuria) memperoleh reputasi sebagai ahli telepati, berpindah tempat antar bintang, dan teleportasi. Semua ini menyebabkan tidak dibutuhkan kendaraan pada peradaban mereka.
Hampir semua ilmuwan yang menulis kisah tentang bangsa Lemuria mengatakan bahwa mereka secara umum merupakan bangsa yang vegetarian, hidup bercocok tanam, hidup di luar (outdoor), memiliki budaya untuk hidup seimbang dengan alam dan bumi, serta hanya menggunakan sedikit teknologi keilmuan. Bangsa Lemuria lebih berkonsentrasi dalam bermeditasi dan pengembangan ESP.
Rata-rata bangsa Lemuria tidak berminat pada teknologi bangsa Atlantis dan lebih memilih untuk bereksperimen dengan energi psikis untuk memindahkan objek (dibuktikan oleh Uri Gellar dalam risetnya di Stanford University pada tahun 1970-an), meskipun mereka juga menggunakan gelombang dengan frekwensi tinggi, tenaga matahari, energi crystal, dan teleportasi untuk membuat dan memindahkan objek.
Sebuah laporan mendeskripsikan ujian-ujian yang harus dilakukan sebelum menikah pada bangsa Lemuria (ditulis oleh seorang pria bernama Cerve, seorang ahli sejarah Resucrucian). Para tetua menyuruh pria dan wanita untuk memberikan semua harta bendanya hingga mereka tidak memiliki apa pun tanpa pakaian, makanan, rumah/tempat tinggal untuk berteduh, ataupun alat-alat.
Wanita dan pria itu kemudian ditinggalkan di hutan belantara selama sebulan (28 hari) tanpa pakaian. Dalam jangka waktu itu, mereka harus membuat tempat berteduh, membuat sendiri pakaian mereka, mencari makanan mereka sendiri, membuat peralatan, dan memberikannya untuk pasangannya tanpa terlibat dalam adu argument dan tanpa ada pikiran buruk antara mereka berdua. Jika mereka dapat melalui ujian (test) tersebut, maka mereka akan dinikahkan dan harta benda mereka yang sebelumnya akan dikembalikan kepada mereka. Namun, jika ujian (test) tersebut gagal mereka jalankan, maka mereka tidak akan dinikahkan.
2. Migrasi
Bangsa Lemuria bermigrasi dari Benua Mid-Pasifik ke Benua Atlantis dimana mereka dikabarkan berevolusi menuju kesempurnaan. Bukti-bukti peninggalan menggambarkan adanya penemuan-penemuan yang mengagumkan, yang tampak seperti cerita fiksi ilmiah. Lampu yang menyala terang selama ribuan tahun tanpa dirawat, yang diceritakan oleh banyak sekali penulis kuno, adalah salah satu peninggalan dari Atlantis. Beberapa dari “lampu ajaib” ini masih menyala ketika penjelajah Spanyol menemukannya di pelosok hutan Amazon dari 10.000 tahun kemudian! (didokumentasikan dalam buku Robber Charroux’s).
Peneliti sejarah kuno menemukan “lampu ajaib” masih menyala di Mesir (yang merupakan koloni Atlantis yang bernama Luxor) lebih dari 9 abad setelah banjir, di pintu kuil yang dilaporkan dapat membuka dan menutup secara otomatis, dan di jaga oleh robot-robot.
3. Aksara Lemurian
Bangsa Lemuria mempunyai huruf dan angka tersendiri yang dikenal dengan tulisan Lemurian. Huruf Lemurian merupakan huruf yang pertama kali digunakan dan menjadi cikal bakal huruf yang dipakai kita sekarang ini, mulai dari huruf latin, arab, dan lain sebagainya. Huruf Lemurian bukanlah huruf biasa. Huruf ini sejalan dengan naik turunnya gelombang pikiran dan kode gen manusia. Huruf Lemurian adalah gambaran dari gelombang otak, bahasa telepati, pergerakan air, dan pancaran kekuatan, gelombang, frekwensi dan semua yang bersifat alami.
Gambar 1: Huruf Lemurian
Dalam penulisan huruf Lemurian, tidak dikenal huruf besar maupun huruf kecil. Semua cara penulisannya sama. Penulisan huruf dimulai dari kanan ke kiri. Membacanya pun dimulai dari kanan ke kiri juga. Hal ini mengikuti pergerakan alam semesta yang bergerak dari kanan ke kiri.Untuk penggunaan tanda baca (.,? / :;&) ( ) digunakan tanda baca yang lazim dipakai sesuai kebutuhan.
Gambar 2: Contoh penulisan aksara Lemurian
Angka Lemurian dimulai dari 0 sampai dengan angka 5. Sama seperti huruf Lemurian, cara menulis dan membacanya dimulai dari kanan ke kiri. Angka NOL (0) sudah ada sejak zaman Bangsa Lemuria. Berbeda dengan angka Bangsa Romawi yang tidak mengenal angka NOL (0). Hal ini dikarenakan NOL (0) seperti keadaan kosong dan kosong harus dilambangkan. Sebenarnya angka itu dimulai dari NOL (0) bukan dari SATU (1), karena sebelum adanya 1 kondisi nya masih kosong dan ini dilambangkan dengan NOL (0). Sistem angka lemuria juga berhubungan dengan suara alam nada Pentatonik. “Penta” artinya Lima (5), namun jelas nada da mi na ti la da tidak seperti nada pentatonik pada zaman sekarang.
Gambar 3: Angka Lemurian
4. Penutup
Sederetan huruf dan angka Lemurian saja bisa mempengaruhi gelombang otak manusia pada saat proses membacanya. Lantas bagaimana dengan bentuk kemajuan peradaban yang dimiliki oleh bangsa ini? Tentu akan banyak lagi keunikan dengan tingkat kemajuan yang melebihi peradaban moderen kita. Ini sekaligus menunjukkan bahwasannya sebagai seorang yang beriman, maka janganlah bersikap sombong dan takabburdalam setiap pencapaian. Karena itu akan membawa kita pada sifat kufur dan kembali pada kehancuran.

Inilah Fakta Jika AS dan Israel Punya Nyali Serang Iran

01.56 by Gilang Bayou 0 komentar
LENSAINDONESIA.COM: Petualangan Amerika menebar teror di berbagai belahan dunia, sebagai “show power” negara adikuasa, juga Israel “anak emasnya” di timur Tengah yang hobi perang, tidak akan bisa tidur nyenyak bertabur mimpi jika belum melumatkan dunia dan menundukan bangsa-bangsa di bawah kakinya.


Adalah Republik Islam Iran, negara yang berani menentang arogansi dan kesewenang-wenangan Amerika dan Israel. Iranlah duri hambatan yang selama ini membuat mereka susah tidur. Maka suhu panas perang selalu dihembuskan, meskipun membuat mereka maju mundur dan ragu, karena ternyata Iran berbeda dengan Negara-negara yang selama ini sudah dilumatkan, seperti Afganistan, Irak, Libya.
Iran selalu memberikan perlawanan sengit dan mengundang simpati besar dunia terhadap Iran. Berarti pula ambisi perang Wasingthon dan Tel Aviv menuai kecaman dunia internasional. Dengan kata lain, Amerika semakin terpuruk dalam kebangkrutan dan Israel pun terkucilkan.
Berikut beberapa analisa, akibat ambisi Perang Amerika dan Israel terhadap Iran:
1. Mantan direktur Central Intelligence Agency (CIA) John McLaughlin dalam sebuah diskusi di Washington, mengutip jaringan berita CNN, memperingatkan akibat serangan militer AS terhadap Iran, dan mendesak untuk mengedepankan dialog dan diplomasi.
McLaughlin mengatakan tindakan militer terhadap Iran “akan menjadi pilihan yang sangat buruk”. Dengan beralasan gerakann perlawanan Hizbullah Libanon akan menyatu dan mendukung pemerin-tah Teheran. Karena salah satu alasan opsi militer terhadap Iran, adalah Iran memiliki hubungan dengan Hizbullah.
Menurutnya, Hizbullah tidak menyerang kepentingan Amerika dalam beberapa tahun terakhir, namun memiliki banyak rencana di rak perpustakaan untuk melakukan hal itu jika konfrontasi dengan Iran berlanjut, dan tentu saja Hizbullah telah hadir di Amerika Serikat. Jadi salah satu masalah besar dengan Iran adalah jika suatu konfrontasi militer terjadi, maka risiko siklus pembalasan dan titik akhir konfrontasi akan sulit untuk diperkirakan.
2. Mantan direktur terkenal agen Israel mata-mata Mossad, Meir Dagan, menyebutkan dalam se-buah wawancara televisi pada 29 November 2011, bahwa Iran serta Hizbullah dan gerakan perlawa-nan Hamas kemungkinan akan merespon dengan serangan roket besar-besaran terhadap Israel jika terjadi konfrontasi militer Amerika-Israel dengan Republik Islam Iran.
Dia juga menyatakan keprihatinan bahwa Suriah kemungkinan akan bergabung dengan Iran dalam skenario seperti itu
3. Saat debat pendapat di Carolina selatan, Kandidat Calon Presiden AS, Ron Paul menandaskan, AS tidak membutuhkan perang baru dengan Iran. Bahkan anggota Kongres dari Texas ini senantiasa memperingatkan petinggi AS soal dampak buruk dari serangan militer ke Iran. Menurutnya Amerika sudah lelah dengan perang di Afghanistan dan Irak, dan harus menarik diri dari perang yang diciptakan saat ini.
4. Dewan Kota Charlottesville di Vieginia menandatangani sebuah resolusi yang mendesak Kongres dan Gedung Putih untuk menahan diri dan tidak menggelar tindakan militer terhadap Iran. Resolusi yang disepakati Selasa (17/1) itu juga berisi desakan kepada Kongres untuk mengakhiri semua perang darat selama ini, karena perang telah menyedot anggaran yang sangat besar. Dari pada buat perang, mereka meminta agar pemerintah AS lebi memprioritas bidang pendidikan, energi, kesehatan, dan keringanan pajak.
Deklarasi masyarakat AS penentang perang Iran tersebut berbunyi:
“Kami Dewan Kota Charlottesville, Virginia, meminta Kongres AS dan Presiden AS untuk mengakhiri perang di tanah orang lain dan tidak menggunakan pesawat tak berawak, meminta untuk menahan diri dari serangan militer baru di Iran, dan mengurangi pengeluaran pangkalan militer guna untuk memenuhi kebutuhan pokok warga AS, segera menciptakan lapangan pekerjaan, mengembalikan para pekerjaan warga AS dengan pekerjaan selain industri alat perang dan militer, kembali membangun infrastruktur, membantu pemerintah daerah mengembangkan ekonomi baru dengan energi berkelanjutan.”
Deklarasi ini dipromosikan oleh aktivis anti-perang David Swanson, dan didukung oleh empat dari lima anggota dewan dari Charlottesville, Virginia, Thomas Jefferson, James Monroe, dan University of Virginia
5. Mantan anggota parlemen Jerman, Norman Paech menulis di harian Jung Welt yang berbasis di Jerman. menurutnya Perang dengan Iran berbeda dengan Gaza, sebab setiap usaha Israel untuk me-lancarkan serangan militer terhadap Iran akan mengakhiri rezim Tel Aviv.
Paech mengatakan hal itu berdasarkan sebuah studi yang dirilis pada 12 Februari 2009, CIA memperkirakan bahwa jika Israel terus berlanjut dengan kebijakan trend gila perang-nya di Timur Tengah, dia akan hancur dalam 20 tahun.
Paech mengatakan di satu sisi AS ingin menyelamatkan rezim Israel, yang semakin menunjukkan tan-da-tanda sebuah “negara gagal”, dan di sisi lain, mereka ingin menghilangkan pemerintah Iran yang tumbuh lebih besar dan lebih dominan meskipun adanya sanksi rekayasa Washington.
6. Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle telah memperingatkan konsekuensi “berbahaya” jika serangan militer AS terhadap Iran terjadi. Menurutnya bahwa upaya tersebut justru akan mem-perkuat Teheran, bukan melemahkannya. kata Westerwelle dalam surat kabar Hamburger Abendblatt.
Iran memiliki hak untuk menggunakan energi nuklir untuk tujuan sipil, tetapi juga mempunyai kewaji-ban untuk mengecualikan penggunaan militer,” katanya.
7. Seorang analis pertahanan Amerika, Adam Lowther menyerukan kepada para politisi AS untuk mengurungkan opsi invasi militer terhadap Iran.
“Iran memiliki kemampuan militer untuk menghadapi AS dalam perang,” kata Akademisi dari Universitas Angkatan Udara AS ini mengungkapkan alasannya.
Lowther menjelaskan, “Iran tidak seperti Grenada, Panama, Somalia, Haiti, Bosnia, Serbia, Afghanistan atau Irak yang bisa dengan mudah dikuasai AS dalam invasi militer. Sebab kemampuan militer sejumlah negara itu tidak mampu bersaing dengan AS.”
Dia juga mencatat bahwa militer Iran dewasa ini jauh lebih kompeten dan kuat. “Setelah menyaksikan perang di Irak selama satu dekade, Iran memiliki pemahaman yang baik tentang taktik dan strategi AS di Irak,” tegasnya.
“Angkatan Laut Iran terampil dalam pertempuran littoral dan mereka mampu menutup Selat Hormuz untuk durasi yang cukup untuk memicu malapetaka ekonomi,” tegas Lowther.
“Manuver militer angkatan laut Iran baru-baru ini menggambarkan strategi yang jelas untuk menutup Selat Hormuz. Bahkan mereka bisa menenggelamkan kapal perang Amerika yang masuk daerah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi pelayaran komersial dan menyebabkan harga minyak meroket,” pungkasnya.
8. Mantan analis CIA Philip Giraldi mengatakan bahwa Washington tidak mampu konfrontasi militer dengan Tehran karena langkah itu akan menggoyang pasar minyak dunia.
Terkait dengan peringatan terakhir Iran terhadap keberadaan sebuah kapal induk Amerika Serikat di Teluk Persia, Philip Giraldi kepada Press TV pada Rabu (4/1) menandaskan, “Saya tidak percaya pada poin ini bahwa… AS sedang mencari gara-gara untuk bertarung dengan Iran.”
“Saya kira Iran pada dasarnya mengatakan kepada Amerika Serikat bahwa langkah seperti pengiriman kapal perang ke Teluk Persia ini mungkin menjadi pemicu yang dapat menciptakan situasi yang sulit di tempat lain,” tambah Giraldi.
9. Mantan pengamat Dinas Intelijen AS (CIA), Ray McGovern terkait ancaman serangan militer Ame-rika terhadap Iran menandaskan, serangan militer ke Iran berarti akhir dari Rezim Zionis Israel.
Ray McGovern saat diwawancarai Press TV mengatakan, asumsi bahwa eskalasi kegeraman terhadap Republik Islam Iran akan membuat Israel semakin aman adalah anggapan sangat keliru.
Pengamat asal AS menyebutkan statemen Wakil Presiden Iran, Mohammad Reza Rahimi pada 27 De-sember lalu yang mengatakan, jika sanksi anti minyak Iran diberlakukan, Tehran tidak akan mengizin-kan setetes minyak pun melewati Selat Hormuz. “Jika statemen seperti ini terus berlanjut dan jika di Teluk Persia atau Selat Hormuz terjadi satu peristiwa yang menyulut ketegangan besar, maka kondisi ini bukan hanya mengobarkan perang di kawasan, bahkan eksistensi Israel pun akan hancur,” tandas Ray McGovern.
10. Dalam kesempatan yang lain, Ray McGovern dan Elizabeth Murray menulis pada situs consortiumnews.com bahwa pernyataan berulang Obama untuk mempertimbangkan semua opsi tentang Iran, menunjukkan Presiden AS tidak sepenuhnya menyadari konsekuensi dari konfrontasi militer dengan Iran.
Keduanya menyarankan agar Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk segera mengakhiri propaganda perang terhadap Iran, karena hal itu akan mengarah pada kehancuran Israel dan ekonomi dunia.
Keduanya mengatakan perang dengan Iran tidak akan menguntungkan siapapun kecuali para peda-gang senjata. Ditambahkannya, “Jika tim penasihat Anda [Obama] telah meyakinkan Anda bahwa permusuhan dengan Iran akan membawa manfaat bagi Israel, mereka jelas-jelas sangat keliru.”
Perang dengan Iran kemungkinan akan membawa kehancuran Israel dalam jangka panjang, bahkan tidak perlu menyebutkan konsekuensi buruk bagi perekonomian dunia, yang harus Anda [Obama] sa-dari, jelas mereka.
McGovern dan Murray menggambarkan klaim tentang pengalihan program nuklir Tehran ke kegiatan militer adalah dalih untuk bisa mengancam Iran dengan serangan. Menurut mereka, masalah itu ada-lah sesuatu yang kontroversial, tapi bohong dan sedang menyebar dengan cepat.
Mantan analis CIA itu mendesak Obama untuk bersikap jujur kepada rakyat Amerika dan mempublikasikan data terbaru tentang program nuklir Iran yang dikumpulkan oleh National Intelligence Estimate.
“Anda [Obama] tahu bahwa upaya luas badan-badan intelijen AS untuk menemukan bukti program senjata nuklir Iran, sama sekali tidak membuahkan hasil,” tegas mereka.
11. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan segala macam bentuk serangan ke Iran akan berakibat bencana. Lavrov juga tidak setuju dengan rencana negara Barat untuk menjatuhkan sanksi terbaru bagi Iran.
“Serangan militer negara Barat terhadap Iran bisa berujung bencana, yang bisa menimbulkan konse-kuensi buruk termasuk di antara ketegangan antara Muslim Suni dan Syiah,” jelas Lavroc seperti diku-tip AFP, Rabu (18/1/2012).
“Semua pihak harus mempertanyakan pihak-pihak yang menjadikan ini (serangan militer) sebagai sebuah pilihan. Merekalah yang nantinya bertanggung jawab menciptakan peluang terjadinya benca-na,” imbuhnya.
12. Mantan Utusan AS untuk Timur Tengah George Mitchell mengatakan ide untuk meluncurkan se-rangan militer terhadap Iran tidak dapat dipertanggungjawabkan, karena tindakan bisa mendatang-kan malapetaka besar pada Israel.
“Saya tidak berpikir siapapun yang menjadi pendukung serangan pendahuluan [terhadap Iran] sejauh ini akan dapat membuat ketentuan cukup baik saat ini,” kata Mitchell dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Diplomat penting AS itu menyatakan lebih lanjut bahwa opsi militer tidak akan menjamin penghentian penuh dari program nuklir Iran, dia menambahkan, bahwa konfrontasi tersebut hanya dapat meningkatkan prestasi teknologi nuklir di Tehran.
Dia memperingatkan Washington terhadap dampak dari menggelar perang baru, dia mengatakan, “Satu hal yang kita telah temukan dalam beberapa tahun terakhir itu secara historis dimana sangat mudah untuk masuk ke dalam perang, tapi sangat sulit untuk keluar.”
Mitchell melanjutkan dengan mengatakan bahwa jika terjadi serangan militer, Iran malah akan menggelar “serangan rudal besar-besaran terhadap Israel yang bisa menimbulkan kerusakan yang luar biasa.”
13. Seorang analis politik, Shamus Cooke menulis di website Global Research, bahwa Rusia dan Cina akan menganggap aksi militer Amerika Serikat terhadap Iran sebagai serangan terhadap perbatasan negaranya dan ancaman bagi keamanan nasional mereka.
“Menyerang Suriah atau Iran akan membuka pintu untuk perang yang lebih luas pada tingkat regional atau bahkan internasional,” tegas Cooke.
Menurutnya, bulan lalu Mayor Jenderal Zhang Zhaozhong, profesor dari Universitas Pertahanan Na-sional Cina, mengatakan Cina tidak akan ragu untuk melindungi Republik Islam dari serangan militer, bahkan jika itu berarti awal dari Perang Dunia Ketiga.
Juga pekan lalu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin mengkritik keras setiap rencana menye-rang Iran, menggambarkan langkah itu sebagai skenario yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan bencana regional.
“Jika AS ingin terlibat secara militer dengan Suriah dan Iran, maka masyarakat kelas menengah Amerika perlu turun ke jalan-jalan dalam jumlah besar untuk mencegah serangan seperti itu,” tutup Cooke.
14. Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan setiap serangan terhadap Iran akan mengobarkan perang skala penuh di wilayah Timur Tengah. “AS harus mengerti bahwa perang terhadap Iran dan Suriah tidak akan hanya terjadi di kedua Negara itu, tetapi akan menyebar ke ne-gara-negara lain di kawasan. Kami tidak mengeluarkan ancaman tapi ini adalah kenyataan.”
Hal ini disampaikan saat peringatan hari syuhada di Libanon. Menurut Nasrallah, Amerika Serikat telah gagal di Irak dan telah dipaksa untuk menarik pasukannya dari negara itu, maka jangan mimpi menggelar perang baru.
15. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei ketika berbicara di fakultas militer Imam Ali di Tehran, beliau memperingatkan bahwa setiap negara yang menyerang Iran, harus siap menghadapi balasan tegas dan kepalan baja dari Pasukan Garda Revolusi Islam (Pasdaran), dan Basij.
Rahbar menambahkan bahwa bangsa Iran tidak berniat menyerang negara manapun, akan tetapi bangsa ini akan merespon segala serangan dan ancaman dengan kekuatan penuh sehingga membuat para agresor hancur dari dalam. It, Irib, Li12

Editor: Rizal Hasan Rubrik : Amerika , Global , headline global , HEADLINE UTAMA , HOTNEWS GLOBAL , Terkini , Timur Tengah