Elizabeth Báthory

Minggu, 22 April 2012 18.01 by Gilang Bayou



Elizabeth Báthory
(Báthory Erzsébet di Hungaria, Alžbeta Bátoriová
(-Nádasdy) di Slowakia, Elżbieta
Batory dalam Polandia, lahir 7 Agustus 1560 –
meninggal 21 Agustus 1614 pada umur 54
tahun), adalah countess Hungaria dari
keluarga Báthory. Keluarga ini diingat untuk
pertahanan melawan Utsmaniyah. Ia terkenal
sebagai pembunuh berantai dalam sejarah
Hungaria dan Slowakia dan diingat
sebagai Wanita Berdarah Csejte
(kini Čachtice). Istana Čachtice merupakan
tempat ia menghabiskan hidupnya. Setelah
kematian suaminya, ia dan empat
pembantunya dituduh menyiksa dan
membunuh ratusan wanita muda, dengan
sekurangnya sebanyak 650 korban. Pada
tahun 1610, ia dipenjarakan di Istana
Čachtice dan menghabiskan hidupnya disana.
Bathory lahir di Hungaria thn 1560, kurang
lebih 100 tahun setelah Vlad 'The Impaler'
Dracul meninggal. Kakek buyut Elizabeth
Báthory adalah Prince Stephen Báthory yang
merupakan salah satu Ksatria yang memimpin
pasukan Vlad Dracul ketika dia merebut
kembali kekuasaan di Walachia seabad
sebelumnya.

Elizabeth terlahir dari pasangan Georges dan
Anna Báthory yang merupakan bangsawan
kaya raya dan salah satu keluarga bangsawan
paling kaya di Hungaria saat itu. Keluarga
besarnya juga terdiri dari orang-orang
terpandang. Salah satu sepupunya adalah
perdana menteri di Hungaria, seorang lagi
adalah Kardinal. Bahkan pamannya, Stepehen
kemudian menjadi Raja Polandia. Namun
keluarga Báthory memiliki 'sisi' lainnya yang
lebih 'gelap' selain segala kekayaan dan
popularitasnya. Disebutkan bahwa salah satu
pamannya yang lain adalah seorang Satanis
dan penganut Paganisme sementara seorang
sepupunya yang lain memiliki kelainan jiwa
dan gemar melakukan kejahatan sexual.

Pernikahan dengan FerencNádasdy
Tahun 1575, di usia 15 tahun Elizabeth
menikah dengan Count Ferenc Nádasdy yang
10 tahun lebih tua darinya. Karena suaminya
berasal dari bangsawan yang lebih rendah,
maka Count Ferenc Nádasdy menggunakan
nama Báthory dibelakangnya. Elizabeth tetap
menggunakan nama keluarganya yaitu
Báthory dan tidak menjadi Nádasdy. Kedua
pasangan tersebut kemudian tinggal di Istana
Čachtice, yang merupakan sebuah kastil di
atas pegunungan dengan desa Čachtice
dilembah dibawahnya. Suaminya jarang
mendampingi Elizabeth karena Count Ferenc
lebih sering berada di medan pertempuran
melawan Turki Usmani (Ottoman Empire).
Ferenc kemudian menjadi terkenal karena
keberaniannya di medan pertempuran,
bahkan dianggap sebagai pahlawan di
Hungaria dengan julukan 'Black Hero of
Hungary'.

Elizabeth yang masih muda tentu senantiasa
merasa kesepian karena selalu ditinggal sang
suami. Disebutkan dia memiliki kebiasaan
mengagumi kecantikannya dan kemudian
memiliki banyak kekasih gelap yang
melayaninya selama sang suami tidak berada
di tempat. Elizabeth bahkan pernah melarikan
diri bersama kekasih gelapnya namun
kemudian kembali lagi dan suaminya
memaafkannya. Tetapi hal tersebut tidak
mengurangi ketagihan Elizabeth akan
kepuasan seksual. Disebutkan juga Elizabeth
menjadi seorang biseksual dengan
melakukan hubungan lesbian dengan bibinya,
Countess Klara Báthory.

Satanisme
Elizabeth kemudian mulai terpengaruh
dengan satanisme yang diajarkan oleh
Dorothea Szentes, biasa disebut Dorka, salah
seorang pelayan terdekatnya. Karena
pengaruh Dorka, Elizabeth mulai menyenangi
kepuasan seksual lewat penyiksaan yang
dilakukannya terhadap pelayan-pelayan
lainnya yang masih muda. Selain Dorka,
Elizabeth dibantu beberapa pelayan
terdekatnya yaitu: suster Iloona Joo, pelayan
pria Johaness Ujvari dan seorang pelayan
wanita bernama Anna Darvula, yang
merangkap sebagai kekasih Elizabeth.
Bersama para kru S&M-nya, Elizabeth
mengubah Istana Čachtice menjadi pusat
teror dan penyiksaan seksual. Para gadis
muda yang jadi pelayannya disiksa dengan
berbagai bentuk penyiksaan seperti diikat,
ditelanjangi lalu dicambuk dan juga
menggunakan berbagai alat untuk menyakiti
bagian-bagian tubuh tertentu.
Tahun 1600, Ferenc meninggal dan era teror
sesungguhnya dimulai. Memasuki usia 40
tahun, Elizabeth menyadari bahwa
kecantikannya mulai memudar. Kulitnya mulai
menunjukan tanda-tanda penuaan dan
keriput yang sebenarnya lumrah di usia
tersebut. Tapi Elizabeth adalah pemuja
kesempurnaan dan kecantikan dan dia akan
melakukan apa saja demi mempertahankan
kecantikannya. Suatu saat seorang pelayaan
wanita yang sedang menyisir rambutnya
secara tidak sengaja menarik rambut
Elizabeth terlalu keras. Elizabeth yang marah
kemudian menampar gadis malang tersebut.
Darah memancar dari hidung gadis itu dan
mengenai telapak tangan Elizabeth. Saat itu
Elizabeth disebutkan 'menduga dan percaya'
bahwa darah gadis muda memancarkan
cahaya kemudaan mereka. Serta merta dia
memerintahkan pelayannya, Johannes Ujvari
dan Dorka menelanjangi gadis tersebut,
menariknya keatas bak mandi dan memotong
urat nadinya. Ketika si gadis meninggal
kehabisan darah, Elizabeth segera mesuk
kedalam bak mandi dan berendam dalam
kubangan darah. Dia menemukan apa yang
diyakininya sebagai 'Rahasia Awet Muda'.
Ketika semua pelayan mudanya sudah mati,
Elizabeth mulai merekrut gadis muda di desa
sekitarnya untuk dijadikan pelayan di
Kastilnya. Nasib mereka semuanya sama ,
diikat di atas bak mandi kemudian urat nadi
mereka dipotong hingga darah mereka
menetes habis kedalam bak mandi. Seringkali
Elizabeth berendam di dalam kolam darah
sambil menyaksikan korbannya sekarat
meneteskan darah hingga tewas. Sesekali
Elizabeth bahkan meminum darah para gadis
tersebut untuk mendapatkan apa yang ia
sebut 'inner beauty'.

Akhir Kiprah dan Penangkapan
Lama kelamaan Elizabeth merasa bahwa
darah para gadis desa masih kurang baginya.
Demi mendapat darah yang menurutnya lebih
berkualitas, Elizabeth mengincar darah para
gadis bangsawan rendahan. Dia kemudian
melakukan penculikan terhadap gadis-gadis
bangsawan untuk dijadikan korbannya.
Namun hal tersebut menjadi bumerang
baginya. Hilangnya gadis-gadis bangsawan
dengan cepat mendapatkan perhatian di
kalangan bangsawan, orang-orang
berpengaruh, hingga Raja sendiri. Tanggal 30
Desember 1610, pasukan tentara dibawah
pimpinan György Thurzó, yang merupakan
sepupu Elizabeth sendiri, menyerbu Istana
Čachtice di malam hari. Mereka semua terkejut
melihat pemandangan yang mereka temukan
di dalam Istana Čachtice. Mayat seorang gadis
yang pucat kehabisan darah tergeletak di atas
meja makan, seorang lainnya yang masih
hidup namun sekarat ditemukan terikat di
tiang dengan kedua urat nadinya disayat
hingga meneteskan darah. Di bagian penjara
ditemukan belasan gadis yang sedang
ditahan menunggu giliran dibunuh.
Kemudian di ruang basement ditemukan
lebih dari 50 mayat yang sebagian besar
sudah mulai membusuk.
Sekurangnya 650 nama tercatat dalam
pengadilan atas Elizabeth Bathory di tahun
1611. Nama-nama itu didapat berdasarkan
laporan dari berbagai pihak. Mulai dari
keluarga-keluarga petani hingga bangsawan.
Elizabeth sendiri tidak pernah didatangkan ke
pengadilan untuk diadili secara langsung.
Hanya empat pelayannya yang diadili dan
kemudian dihukum mati. Raja Hungaria
memerintahkan Elizabeth dikurung dalam
kamarnya di Istana Čachtice selama sisa
hidupnya. Para pekerja kemudian dikerahkan
untuk menutup semua pintu dan jendela
ruang kamar Elizabeth dengan tembok
dengan hanya menyisakan lubang kecil yang
digunakan untuk memasukan makanan dan
minuman.

Tahun 1614, atau 4 tahun setelah Elizabeth
diisolasi dengan tembok di kamarnya sendiri,
seorang penjaga melihat makanan yang
disajikan untuk Elizabeth tidak tersentuh
selama seharian. Penjaga itu kemudian
mengintip kedalam dan melihat sang
Countess tertelungkup dengan wajah di
lantai. Elizabeth 'The Blood Countess' Báthory
meninggal di usia 54 tahun pada 21 Agustus
1614.

1 Response to "Elizabeth Báthory"

  1. RFNco Says:

    Amin :D

Posting Komentar