Apa itu Nasionalisme ??

Senin, 16 Juli 2012 23.39 by Gilang Bayou
Emangnya apa sih nasionalisme itu? Hmm..oke deh biar lebih jelas kita bahas aja langsung.

Kata Nasionalisme berasal dari bahasa Inggris,nation berarti bangsa,national berarti kebangsaan,is me berarti paham atau ajaran. Nasionalisme berarti paham atau ajaran mengenai kebangsaan.
Pengertian nasionalisme secara lebih luas ialah:


1. Cinta kepada tanah air dan karenanya seseorang mau dan rela berkorban untuk tanah airnya,
bangsanya dan negaranya

2. Kesadaran diri selaku warga bangsa/negara sebagai perwujudan dari kecintaannya kepada tanah airnya dan karenanya seseorang mengutamakan kepentingan tanah airnya, bangsanya dan negaranya.

Sebagian umat islam yakin kalo paham ini gak bertentangan ama Islam. Mereka tunjukkin dalil- nya: “Hubbul wathon minal iman” (cinta tanah air sebagian dari iman). Padahal dalil yang disebutin itu adalah hadits palsu, atau lebih tepatnya bukan termasuk hadits. Hal ini dapat dijelaskan oleh banyak ulama ahli hadits diantaranya dalam kitab Tahdzirul Muslimin, Syaikh al- Azhari asy-Syafi’i hal. 109; Al-Maqashid Al-Hasanah fi Bayani Katsirin min Al-Ahadits Al-
Musytaharah ‘ala Alsinah, Imam as-Sakhawi hal. 115; Al-Maudhu’at, Imam ash-Shaghani, hal.
8; Dan banyak referensi ulama lainnya yang gak bisa disebut satu persatu.
Nah lo, trus kita harus gimana dong? (eit..tenang & sabar..kita jelasin pelan-pelan aja).
Cinta
Dalam Islam, seorang muslim hanya diperbolehkan untuk memberikan cinta utamanya kepada
Allah subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.

“Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah: 24)
Seseorang yang cinta utamanya hanya pada Allah subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya
dijanjikan akan merasakan manisnya iman.

“Ada tiga hal yang barangsiapa ketiga hal tersebut ada pada dirinya maka ia merasakan manisnya iman. Yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, ia mencintai seseorang yang dia tidak mencintai orang tersebut kecuali karena Allah, dan ia
membenci kembali kepada kekufuran setelah diselamatkan Allah darinya, seperti halnya ia
benci untuk dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari Muslim)
Selain itu, kita juga dituntut untuk mencintai saudara sesama mukmin.
“Tidak beriman salah seorang di antaramu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia
mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari Muslim)
Cinta kepada sesama mukmin dapat diibaratkan seperti satu tubuh. Ketika satu bagian terluka,
bagian lain akan ikut merasakannya.

“Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang dan belas kasih serta cinta adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian anggota tubuh sakit maka akan merasa sakit seluruh tubuh dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR. Bukhari Muslim)

Dengan demikian, seorang muslim yang sejati hanya akan memberikan cinta pertamanya kepada Allah SWT, kemudian cinta keduanya kepada Rasul-Nya, dan cinta ketiga barulah kepada sesama muslim dan diri sendiri. Cinta lainnya belakangan..

Pada nasionalisme atau paham kebangsaan, kita dituntut untuk mencintai tiga hal: tanah air, bangsa, dan negaranya. Cinta tanah air jelas bukan bagian dari iman, karena hadits tentang itu palsu. Selain itu, kita gak pernah kan milih mau dilahirin di tanah air mana? Jadi aneh banget kalo kita ngebangga-banggain tanah air kita. Toh semua tempat di muka bumi ini yang bikinnya kan Allah SWT, Sang Pencipta kita, bukan kita. Kita istilahnya mah cuman “numpang idup”, itupun gak lama. Jadi dalam hal ini seharusnya: “kita cinta kepada Allah SWT dengan bukti

bahwa kita mensyukuri segala yang telah Allah SWT berikan, apapun dan dimanapun itu dengan cara menjaganya dan menggunakan sebaik-baiknya untuk hidup dalam ketaatan hanya kepada Allah SWT”.

Paham Cinta bangsa gak bisa diambil seorang muslim.. Kenapa? karena:Per tama, seorang muslim dituntut untuk mencintai saudara seimannya seperti mencintai dirinya sendiri, lihat hadits ditas. Jika kita mencintai bangsa, berarti semua yang ada pada bangsa ini juga kita cintai termasuk keberagaman agama dan budaya yang ada. Padahal kita tahu bahwa agama yang diridhai oleh Allah SWT setelah turunnya nabi Muhammad SAW itu hanyalah Islam dan budaya yang boleh terus dilestarikan hanya budaya yang sesuai dengan syari’at Islam. Tarian dan pakaian adat warisan leluhur yang menampakkan dan memamerkan aurat harus dihilangkan.
Kedua, dengan mencintai bangsa berarti secara gak sadar kita udah memutus hubungan dengan

saudara seiman kita yang berkebangsaan lain. Ketika orang yang “cinta bangsa” ini ditanya: “kenapa gak peduli ama masalah pembantaian kaum muslimin di negeri A?” dengan entengnya dia jawab: “ngapain jauh-jauh mikirin bangsa lain? bangsa ini juga banyak masalah yang belom beres”, gitu katanya. Nah, jadi dalam hal ini seharusnya: “kita cinta kepada Allah SWT dengan
bukti bahwa kita mencintai saudara seiman dimanapun dia berada sebagaimana kita mencintai
diri kita sendiri dengan cara menjaganya dari segala perbuatan yang mendatangkan dosa dan
adzab Allah SWT”

Paham Cinta negara pun sama..gak bisa kita ambil. Karena sebenernya umat Islam adalah umat yang satu. Tuhannya Satu, Rasulnya Satu, Kitabnya Satu. Tapi kenyataannya sekarang umat islam engga bersatu dalam satu negara aja, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, Khulafaur Rasyidin dan Para Khalifah setelahnya. Kok bisa? Ada banyak hal yang bikin umat Islam jadi terpecah belah kayak gini. Salahsatunya karena pemahaman nasionalisme yang di-“hembuskan” kafir barat pada masing-masing wilayah Islam menjelang keruntuhan khilafah tahun 1924. Ke orang arab dikatain: “kamu kan orang arab, kok mau-maunya dipimpin sama orang turki”. Trus ke orang turki dikatain: “kamu kan orang turki, kok mau-maunya pake bahasa arab”. Intinya kayak gitulah.. dan akhirnya setelah konspirasi mereka meruntuhkan khilafah berhasil, “simsalabim” Turki disulap menjadi Republik Turki dengan Musthafa Kemal sebagai Presidennya dan Arab disulip menjadi Kerajaan Arab Saudi dengan Ibnu Saud sebagai Rajanya. Setelah itu mulailah bermunculan negara-negara semu lainnya yang sebenarnya pernah jadi bagian dari kekhilafahan Turki Utsmani. Ampe detik ini aja tercatat bahwa kaum muslimin udah berhasil “dikotak-kotakan” ke dalam 62 negara bangsa (nation-state).As taghfir ullah..

Padahal Islam mewajibkan umatnya untuk hidup di bawah satu kepemimpinan (Khilafah). Haram bagi mereka tercerai berai di bawah pimpinan yang lebih dari satu. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Jika dibai’at dua orang Khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya.”(HR .
Muslim)
Nah sobat..tentang hal ini pandangan kita seharusnya: “kita cinta kepada Allah SWT dengan
bukti bahwa kita memperjuangkan persatuan kaum muslimin seluruh dunia dalam satu
kepemimpinan saja”
Oke..kayaknya kamu udah lumayan paham. Sekarang bakalan kita tunjukin beberapa fakta
tentang ikatan nasionalisme ini.
Pertama, Nasionalisme punya kualitas ikatan yang rendah. Nasionalisme gak bakal mampu
mengikat manusia dalam persatuan umat yang sebenarnya.
Kedua, Ikatannya cuman bersifat emosional yang cenderung berubah-ubah dan muncul tiba-tiba.
Biasanya ikatan ini bakalan muncul pas suasana agustusan atau pas kita dengerin lagu
kebangsaan.
Ketiga, Ikatannya juga bersifat temporal (sesaat). Bakal meningkat pas negara dapat ancaman

dari pihak luar, sebaliknya pada saat keadaan normal atau aman, ikatan ini pun ikut pergi. Misalnya aja kalo pas datang penjajah, atau negara lain yang “nyaplok” wilayah negaranya atau ngaku-ngaku kebudayaan negaranya (ih malaysia bangeet..)
Jelas keliatan kan “boroknya” ikatan nasionalisme ini..
Pandangan Islam Mengenai (Paham) Nasionalisme

Rasulullah mempersatukan kaum muhajirin dan anshar dengan satu ikatan yaitu ikatan aqidah Islamiyah, bukan karena ikatan nasionalisme arab atau yang lainnya. Bahkan Rasulullah SAW menyatakan:

“Bukan termasuk Ummatku orang yang mengajak pada Ashabiyah, dan bukan termasuk ummatku orang yang berperang atas dasar Ashabiyah, dan bukan termasuk ummatku orang yang mati atas dasar Ashabiyah.” (HR. Abu Dawud)

“Barangsiapa berperang di bawah panji kesesatan (yaitu) ia marah karena ashabiyah atau mengajak (orang-orang) kepada ashabiyah atau menolong karena ashabiyah, lalu ia terbunuh maka bangkainya itu bangkai jahiliyah.” (HR. Muslim dan An-Nasa'i)

Ashabiyah disini maksudnya ialah fanatisme golongan, termasuk fanatisme tanah air, bangsa, juga negara. Apa kamu mau tergolong bukan umat Muhammad SAW? atau mati dalam keadaan jahiliyah? tentu enggak kan.. makanya gak perlu mendeklarasikan diri sebagai orang yang nasionalis, apalagi ditambah religius segala. Mending ganti ama pernyataan: “saya cinta Islam
dan kaum Muslimin”. Titik.

Bukti cinta kita kepada Islam ialah dengan menerapkan aturan-aturan (syariat) Islam yang di semua aspek kehidupan. Sedangkan bukti cinta kita kepada seluruh kaum muslimin ialah dengan memperjuangkan tegaknya Khilafah Islamiyyah. Karena hanya dengan khilafah-lah persatuan Ummat yang sebenarnya dapat terwujud dan aturan-aturan Islam di semua aspek kehidupan dapat terlaksana secara sempurna. Siapa yang setuju harus ikut berjuang. Inget! cuman para pejuang aja yang dapet pahala, penonton cuman bisa bengong.. [rev24]
Cinta Islam Anti-Nasionalisme

2 Response to "Apa itu Nasionalisme ??"

  1. Ibrahim Yusuf Says:

    mantapp..

  2. Raditya Photography & Dokumentasi Says:

    saudara mu TKW sama TKI yang cari nafkah di arab/timur tengah digebugin ampe mati sama saudara mu yang se iman. tu liat pake mata

Posting Komentar